Ten Stars Of Pharmacist
Ten Stars of Pharmacist ialah istilah yang diberikan lembaga World Health Organization dalam menggambarkan peran farmasis di masyarakat. Awalnya ten stars of pharmacist berjumlah 7 dan dipublikasikan pada tahun 2014 oleh World organization health (WHO). Kemudian pada tahun 2018 dirasa perlu adanya penambahan poin dan akhirnya tercetuslah ten stars of pharmacist ini. Ten stars of pharmacist diberikan poin per poin dan tiap untuk mencapai tingkatan poin tertentu haruslah seorang farmasis tadi sudah menguasai poin poin sebelumnya. Diantara ten stars of pharmacist ialah:
- Care giver
- Decision maker
- Communicator
- Manager
- Leader
- Life long learner
- Educator
- Researcher
- Entrepreneur
- Agent of positive change (di tambahkan pada 2018)
Care giver mengharuskan seorang farmasis untuk setia dan dengan senang hati melakukan pelayanan kepada pasien dengan senang hati. Melayani dengan kualitas tertinggi yang mampu ia berikan dan sesuai dengan praktik yang ia dapat semasa sekolah sebagai interpretasi tenaga kesehatan professional. Decision maker artinya seorang farmasis harus bijak dalam memutuskan sesuatu dalam hal ini mabuat keputusan akurat mengenai penggunaan sumber daya yang tepat, efektif, aman dan hemat biaya. Misalnya pada pemilihan obat untuk pasien yang kekurangan biaya dapat diberi alternative yang tepat. Lalu, karena farmasis merupakan perantara antara dokter dan pasien maka ada baiknya farmasis memiliki kemampuan coomunicator yang baik. Farmasis harus dikenal dan percaya diri saat berinteraksi dengan profesi kesehatan lain dan public.
Farmasis juga dituntut untuk mampu mengelola secara efektif sumbeer sumber daya dan informasi baik individu maupun kelompok pelayanan kesehatan. Mengingat zaman semakin berkembang maju maka diperlukan sikap manage diri dengan baik. Stars of pharmacist yang kelima ialah leader yang mana seorang farmasis harus mampu memimpin dirinya sendiri dan mengayomi lingkungannya. Selain itu, farmasis juga harus memiliki sifat life long learner yang mana sifat ini sangat diperlukan tidak hanya bagi farmasis dan tenaga kesehatan tetapi baiknya untuk setiap individu. Karena farmasis mencakup kesehatan untuk manusia dan setiap saat manusia mengalami adaptasi maka memiliki kesadarn untuk terus menerus belajar dan meningkaatkan luas ilmu yang dipunya sangat diperlukan.
Adapula teacher yang mengharuskan farmasis untuk gemar memberikan edukasi dan pembelajaran mengenai dunia kesehatan kepada masyarakat awam. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dunia keshatan akan terus berkembang dan membuat penemuan penemuan baru, maka ada baiknya untuk seorang farmasis memiliki sikap researcher atau gemar melakukan riset ilmiah. Riset ilmiah ini sebagai tujuan untuk memperluas jaringan ilmu dan juga membuat penelitian penelitian baru untuk kemsalahatan dunia.
Adapula sifat entrepreneur yang mana bahwasannya farmasis ini tidak hanya akan bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan tetapi juuga dapat membuka peluang kerja untuk orang lain seperti membuka bisnis apotek atau perusahaan kosmetik. Poin terakhir ialah agent of positive change dimana seorang farmasis harus memiliki ide ide kreatif positif sehingga mampu membuat terobosan dan perubahan kea rah lebih baik. Ada baiknya sebagai seorang farmasis untuk menerapkan poin poin ini karena tanpa peran farmasis yang baik akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam pelayanan kesehatan dan memperburuk kualitas rakyat Indonesia.
Nama : Luthfiyyah Mutma Innah
Asal : Universitas Sriwijaya
Jurusan : Farmasi
Komentar
Posting Komentar